Bayi mencret cenderung lebih berisiko mengalami komplikasi dibandingkan orang dewasa yang sedang mengalami diare. Untuk itu, kenali penyebab bayi mencret dan tanda-tanda dehidrasi pada bayi Anda agar dapat memberikan penanganan yang cepat dan tepat.
Bayi mencret dapat mengalami dehidrasi dengan cepat, bahkan dalam waktu dua jam setelah diare bermula. Kondisi ini bisa menyebabkan dampak yang sangat berbahaya pada bayi, terutama pada bayi baru lahir.
Tinja normal pada bayi yang mengonsumsi ASI umumnya berwarna kekuningan, bertekstur lembut, dan cair. Hal ini membuat ibu terkadang bingung menentukan apakah tinja yang dikeluarkannya normal atau tidak.
Cara Efektif Mengobati Diare Pada Bayi
Dalam sehari, bayi baru lahir yang minum ASI bisa buang air besar sebanyak 3 kali, dan bahkan hingga 5–10 kali. Bayi juga bisa langsung buang air besar setelah disusui dan ini adalah normal.
Sementara itu, bayi yang minum susu formula umumnya BAB dengan frekuensi 1–4 kali dalam sehari, umumnya BAB dengan tinja yang Hal ini karena susu formula dicerna lebih lama daripada ASI.
Ketika usianya melewati satu bulan, frekuensi BAB bayi akan berkurang yaitu sebanyak 1–2 kali per hari, dan bahkan hanya 2–3 kali dalam seminggu.
Cara Mengatasi Diare Pada Si Kecil Mamypoko Indonesia
Bayi Anda mungkin mengalami diare bilamana terjadi perubahan frekuensi buang air besar, seperti tiba-tiba menjadi jauh lebih sering dengan jumlah yang banyak, bayi tampak lemas, dan tinja berubah jauh lebih lunak atau lebih cair daripada biasanya.
Diare menjadi penyebab utama malnutrisi pada balita di negara-negara berkembang akibat polusi air dan pencemaran makanan. Rotavirus sebagai penyebab penyakit gastroenteritis adalah salah satu penyebab utama bayi mencret.
Selain itu, bayi juga dapat terjangkit oleh bakteri, parasit, atau virus lain dari benda-benda kotor di sekitarnya, dan dari lantai saat dia memasukkan tangannya yang kotor ke mulut.
Obat Diare Bayi Usia 6 12 Bulan, Gunakan Sesuai Anjuran Dokter Ya Moms
Bayi mencret juga dapat disebabkan oleh alergi, susu formula yang tidak diolah dengan tepat, intoleransi lakstosa, keracunan makanan, flu, konsumsi antibiotik, serta kekurangan enzim.
Bayi mencret dapat kehilangan banyak air dan elektrolit dari tubuh. Hal inilah yang dapat menyebabkan dehidrasi. Bayi yang mengalami dehidrasi dapat dikenali dari tanda-tanda berikut:
Kenali gejala-gejala utama yang menandakan bayi mencret, yaitu jika bayi terus-menerus mengeluarkan tinja cair atau tinja, terlebih jika tinjanya disertai darah atau lendir. Demam dan muntah juga dapat menyertai mencret.
Penyebab Bayi Mencret Setelah Minum Asi
Pemberian antibiotik tidak selalu diperlukan dalam mengobati bayi diare. Jika disebabkan oleh virus, antibiotik tidak akan memberi manfaat. Oleh karena itu, dokter hanya akan memberikan antibiotik sebagai obat diare bayi jika diare disebabkan oleh bakteri.
Sebagai langkah pencegahan, sebisa mungkin berikan ASI, bukan susu formula. Bayi yang disusui dengan ASI cenderung lebih tidak berisiko mengalami diare, karena kandungan tertentu dalam ASI dapat menghambat perkembangan bakteri penyebab mencret dan memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.
Selain itu, kebersihan adalah kunci utama mencegah bayi mencret. Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan sebelum berinteraksi dengan bayi, terutama setelah Anda buang air. Selain itu, cuci tangan Anda sendiri tiap kali selesai mengganti popoknya untuk menghindari penyebaran bakteri ke anggota keluarga lain.
Pilihan Makanan Untuk Bayi Diare
Pastikan juga bayi Anda telah divaksinasi untuk mencegah infeksi rotavirus penyebab diare. Vaksinasi rotavirus umumnya diberikan pertama kali saat bayi berusia 6–12 minggu, kemudian yang kedua setelah 4–10 minggu dari pemberian pertama, dan terakhir ketika bayi berusia 8 bulan.
Anda tidak perlu panik jika bayi Anda mencret, karena umumnya kondisi bayi mencret dapat mereda dengan sendirinya. Namun, segera periksakan ke dokter anak jika mencret bertambah parah, terutama jika terdapat tanda-tanda dehidrasi.
Periksakan juga ke dokter bila kondisi bayi mencret disertai demam dan/atau muntah lebih dari 24 jam, sulit masuk cairan, atau ada darah pada tinjanya.Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada bayi. Sebagian kasus diare pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, bayi juga berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya, jika diare yang dialaminya tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Disepelekan, Daun Tanaman Ini Ampuh Atasi Diare Pada Bayi, Berikut Caranya
Angka kematian bayi dan balita akibat diare masih tergolong tinggi. Di seluruh dunia, sekitar 525.000 bayi dan balita meninggal karena diare setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, persentase kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi, yaitu sekitar 25–30%.
Bayi yang sudah mulai mengonsumsi MPASI dan sedang mengalami diare, disarankan untuk menghindari makanan berminyak, berserat tinggi, mengandung banyak gula, dan susu sapi. Hal ini karena jenis makanan dan minuman tersebut dapat memperburuk gejala diare pada bayi.
Tanda dan gejala utama bayi diare adalah buang air besar lebih sering dengan tekstur tinja encer atau mencret. Oleh karena itu, Bunda dapat mendeteksi diare pada Si Kecil dengan melihat perubahan tekstur dan warna fases bayi diare.
Cara Mengatasi Diare Pada Anak 1 Tahun |bebeclub
Namun, walau tidak terkena diare, bayi yang mengonsumsi ASI terkadang juga dapat menghasilkan tinja yang lebih cair. Dengan demikian, Bunda perlu berhati-hati dalam membedakan tinja pada bayi diare dan bayi yang mengonsumsi ASI.
Sementara itu, tinja yang berbentuk bulatan kecil dan keras dapat menjadi pertanda bayi mengalami konstipasi. Berikut ini adalah arti warna tinja yang dapat menjadi panduan Bunda untuk mendeteksi kondisi kesehatan Si Kecil:
Bila Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan dan mengalami diare, sebaiknya segera periksakan ke dokter, terutama jika ia menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:
Penyebab Diare Pada Bayi Dan Cara Menanganinya
Diare bisa menyebabkan tubuh bayi banyak kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat memicu dehidrasi. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi.
Oleh karena itu, Bunda perlu lebih waspada dan segera membawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami diare beserta tanda dan gejala dehidrasi pada bayi berikut ini:
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, bayi tetap perlu mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang cukup selama diare.
Obat Diare Alami Dan Di Apotek Yang Aman Untuk Anak 1 5 Tahun
Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami diare dapat diatasi dengan pemberian ASI lebih sering. Hal ini karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB.
Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Pada bayi berusia di atas 6 bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin, setiap kali ia BAB dan muntah.
Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi diare pada balita. Menurut WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang mengalami diare akut dapat diberikan suplemen
Diare Pada Bayi: Gejala, Penyebab Dan Cara Mengatasinya
Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari. Untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter anak.
Beberapa riset menunjukkan bahwa pemberian probiotik bisa mendukung proses penyembuhan dan mempercepat pemulihan bayi yang mengalami diare. Oleh karena itu, Bunda dapat memberikan Si Kecil suplemen atau makanan yang mengandung probiotik saat ia terkena diare.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, Bunda perlu melakukan tindakan pencegahan diare pada bayi dengan beberapa cara berikut ini:
Tips Mengatasi Diare Pada Anak, Penting Diketahui Untuk Para Ibu
Diare pada bayi dan anak-anak tidak selalu membutuhkan antibiotik. Pemberian obat antibiotik hanya ditujukan pada kasus diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik untuk menangani diare pada bayi perlu dikonsultasikan ke dokter anak terlebih dahulu.
Untuk menangani diare pada bayi, dokter dapat memberikan cairan infus guna menggantikan cairan tubuh yang hilang karena diare sekaligus mengatasi dehidrasi pada bayi.
Bila diare yang dialami Si Kecil tak kunjung sembuh dalam waktu 2 hari atau kondisinya semakin parah, segera bawa ia ke dokter anak agar pengobatan yang tepat dapat dilakukan. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah komplikasi diare pada bayi yang berbahaya, seperti dehidrasi dan syok.