. Meskipun peningkatan frekuensi BAB (>3x/hari) merupakan bagian dari definisi dari diare, tetapi tidak bisa berdiri sendiri melainkan juga harus ditandai dengan perubahan konsistensi
Adalah lebih dari 10 g/kg/24 jam. Diare kronis adalah keluarnya tinja yang abnormal dan sering dan berlangsung 14 hari atau lebih yang dapat berupa air
) yang merupakan episode diare yang kronik atau persisten, tanpa penyebab yang dapat ditemukan, yang tidak responsif terhadap pola pengobatan yang normal/konvensional dan biasanya memerlukan nutrisi parenteral.
Ibu, Lakukan Hal Ini Jika Alami Diare Saat Hamil Muda
Prevalensi diare kronis pada anak berkisar antara 3% sampai dengan 20%. Diare kronis, rekuren pada bayi bersama dengan malnutrisi, menyebabkan kematian 4, 6 juta anak di seluruh dunia setiap tahunnya. Walaupun angka kejadian diare kronik adalah relatif kecil bila dibandingkan dengan diare akut, namun diare kronik secara potensial sangat berperan dalam morbiditas, mortalitas dan malnutrisi terutama pada anak.
Ada 2 faktor utama yang berperan menimbulkan diare yaitu faktor intraluminal dan mukosa. Keterlibatan faktor-faktor intraluminal adalah dalam proses digestif, sedangkan faktor-faktor mukosa dalam proses digestif dan transport nutrien melintasi mukosa. Faktor intraluminal diantaranya terdiri dari kelainan di pankreas, hepar dan membran enterosit.
Faktor mukosal menyebabkan diare kronis dapat diakibatkan oleh gangguan integritas mukosa karena infeksi seperti bakteri, virus, parasit dan jamur. Infestasi parasit seperti Giardia atau criptosporidia dapat terjadi sebagai diare kronik. Penyakit peradangan usus seperti colitis ulseratif, penyakit crohn, dan colitis mikroskopik dapat menyebabkan gangguan pada integritas mukosa yang berakibat penurunan absorpsi dari elektrolit air melalui traktus gastrointestinal. Intoleransi susu sapi dan protein kedelai dapat terjadi pada diare yang diakibatkan atropi vilus parsial atau kolitis alergika. Gangguan fungsi imun seperti pada pasien dengan agammaglobulinemia, defisiensi imunoglobulin A terisolasi, gangguan imunodefisiensi terkombasi dapat mengakibatkan diare. Pasien dengan AIDS lebih rentan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur. Hal yang sama, enteropati autoimun dan gastroenteropati eosinofilik diyakini sebagai gangguan yang mencakup gangguan fungsi imun mukosa dan dapat menyebabkan diare. Gangguan fungsi transpor mukosa seperti yang nampak pada gangguan kongenital yang mencakup pertukaran Na
Cara Mengatasi Diare, Apa Saja?
, transpor asam empedu dan transpor glukosa galaktosa, berakibat pada diare pada awal periode neonatal. Hal yang sama, gangguan absorbsi zinc, seperti enteropatika akrodermatitis dan transpor folat, dapat mengakibatkan diare.
Dalam mengevaluasi pasien dengan diare kronis, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik yang cermat dan pemeriksaan laboratoris yang teliti dapat memberikan informasi yang diperlukan. ada beberapa tingkatan pemeriksaan yang harus dilalui diantaranya:
Pemeriksaan fisik yang cermat dan lengkap sangat penting untuk menentukan keparahan diare dan dapat mengetahui penyebab diare pada beberapa kasus. Penting sekali menilai ada tidaknya kekurangan nutrisi dan cairan, ada tidaknya kelainan pada kulit, ulkus pada mulut, massa tiroid, bising jantung, wheezing, ascites, edema. Pemeriksaan anorektal untuk menilai kontraksi dan tonus otot sphincter ani untuk melihat ada tidaknya fistula atau abses.
Cara Mengatasi Diare Pada Anak Di Rumah
Pemeriksaan darah lengkap diperlukan untuk membuktikan adanya anemia dan mengklasifikasikan jenis anemianya. Lekositosis menunjukkan adanya proses inflamasi dan infeksi bakterial, eosinofia dapat dijumpai pada kasus-kasus keganansan, alergi, penyakit kolagen-vaskuler, infestasi parasit dan gastroenteritis eosinofilik atau kolitis. Pemeriksaan kimia darah dapat memberikan informasi penting tentang status cairan dan elektrolit pasien, status nutrisi serta kelainan pada hepar .
Analisis dan pemeriksaan feses secara kuantitatif merupakan pemeriksaan penting yang dapat memberikan informasi tentang tipe maupun keparahan penyakit diare. Analisis feses yang perlu dilakukan antara lain:
Pemeriksaan darah lengkap diperlukan untuk membuktikan adanya anemia dan mengklasifikasikan jenis anemianya. Lekositosis menunjukkan adanya proses inflamasi dan infeksi bakterial, eosinofia dapat dijumpai pada kasus-kasus keganansan, alergi, penyakit kolagen-vaskuler, infestasi parasit dan gastroenteritis eosinofilik atau kolitis. Pemeriksaan kimia darah dapat memberikan informasi penting tentang status cairan dan elektrolit pasien, status nutrisi serta kelainan pada hepar .
Analisis dan pemeriksaan feses secara kuantitatif merupakan pemeriksaan penting yang dapat memberikan informasi tentang tipe maupun keparahan penyakit diare. Analisis feses yang perlu dilakukan antara lain: