Tips Dan Cara Bagaimana Mengatasi Alergi Asi Pada Bayi

Tips Dan Cara Bagaimana Mengatasi Alergi Asi Pada Bayi

Tips Dan Cara Bagaimana Mengatasi Alergi Asi Pada Bayi

ASI adalah sumber makanan utama bagi bayi yang berusia 0 - 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif bagi bayi akan membentuk sistem imun atau kekebalan tubuh, membuat bayi lebih cerdas, memiliki berat badan ideal, menguatkan tulang, hingga mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak. Tidak hanya bagi bayi, namun ibu yang memberikan ASI juga mendapatkan berbagai manfaat, mulai dari menguatkan hubungan dengan anak, membantu ibu lebih cepat mengembalikan berat badan, mengurangi stres dan perdarahan, hingga menurunkan risiko kanker. Sayangnya, beberapa bayi justru mengalami alergi sehingga menolak pemberian ASI. Tetapi, apakah benar ASI dapat menyebabkan alergi pada bayi?

Alergi pada ASI memang mungkin terjadi pada bayi, namun angkanya tidak besar. Dari 100 bayi, kasus alergi pada ASI hanya berada di angka 2- 3%. Bayi yang mengalami alergi pada ASI biasanya akan bereaksi beberapa jam setelah bayi diberikan susu. Bentuk alerginya pun beragam, mulai dari diare, munculnya ruam di sekitar mulut atau anus, bayi menjadi sangat rewel, muntah, hingga sesak napas.

Kok

Gejala-gejala tersebut bisa semakin parah karena akan membuat pola makan bayi menjadi berantakan. Hal ini juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak dan kesehatan pencernaan.

Apakah Bayi Bisa Alergi Asi? Cek Penjelasannya Di Sini

Menurut penelitian di Swedia pada tahun 1983 menunjukkan bahwa bayi sebenarnya bukan alergi pada ASI tetapi terhadap kandungan di dalamnya. Seringkali, bayi alergi karena tingginya kadar protein di dalam ASI. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa tingginya kadar protein ini disebabkan oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibu.

Alergi ini bisa diatasi apabila ibu lebih memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi 30 menit sebelum menyusui buah hati. Biasanya, susu sapi, telur, dan kedelai adalah sumber makanan yang menyebabkan munculnya reaksi alergi pada bayi.

Apakah kamu mengonsumsi susu pendamping selama menyusui? Jika ya, maka perhatikan kandungan di dalamnya. Beberapa bayi akan mengalami alergi karena laktosa dan protein susu yang ibu konsumsi selama masa menyusui. Intoleransi laktosa terjadi pada bayi lantaran tubuhnya belum bisa memproduksi

Muncul Ruam Di Wajah Bayi, Alergi Asi?

Meski demikian, biasanya kondisi alergi karena laktosa ini hanya terjadi sementara. Alergi ini cenderung menghilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, sehingga ibu tidak perlu mengurangi atau mengubah pola diet. Jika bayi tidak menunjukkan reaksi alergi, sebaiknya ibu tetap mengonsumsi susu ibu menyusui untuk kebutuhan nutrisi dan kelancaran produksi ASI.

Fungsi hati pada bayi yang lahir prematur biasanya belum terbentuk secara sempurna sehingga ia mengalami kesulitan dalam memecah galaktosa. Fenomena atau kondisi ini dalam dunia medis juga dikenal dengan nama galaktosemia. Galaktosa biasanya ada dalam ASI jika ibu mengonsumsi susu selama menyusui yang mengandung gula. Galaktosemia biasanya membuat bayi akan mengalami muntah-muntah, diare, bayi kuning, hingga gagal tumbuh.

Perlu ibu ketahui bahwa galaktosa sebenarnya bukan masuk dalam kategori alergi. Reaksi galaktosa sering dikaitkan dengan alergi, namun sebenarnya ini merupakan kelainan yang terjadi di dalam tubuh bayi sehingga membuatnya mengalami kesulitan dalam mencerna ASI.

Ruam Susu Pada Bayi, Benarkah Disebabkan Oleh Asi?

Ketika alergi bayi kambuh, maka salah satu tanda yang muncul adalah ruam atau kulit memerah. Biasanya, kulit yang memerah ini akan muncul di area mulut, pipi, atau bahkan anus. Ruam sebenarnya bisa saja terjadi bukan karena alergi namun muncul akibat sisa ASI yang tidak dibersihkan, terutama di area mulut.

Ruam yang menunjukkan tanda alergi cenderung disertai dengan kondisi kulit mengelupas serta bagian kemerahan yang lengket. Jika kondisi ini terjadi, salah satu yang seringkali menjadi penyebabnya adalah hidangan laut. Sebaiknya, ibu selalu memerhatikan hidangan laut yang dikonsumsi karena ruam akan muncul jika sajian laut tersebut memiliki kualitas buruk.

Meski ada kemungkinan bagi bayi mengalami alergi, namun kondisi ini umunya hilang ketika anak telah menginjak usia 6 bulan. Oleh karena itu, ibu sebaiknya memerhatikan pola makan serta kapan reaksi alergi bayi muncul. Dengan memahami hal tersebut, ibu bisa mengonsultasikan hal tersebut pada dokter kandungan.

Jenis Alergi Pada Bayi Dan Cara Mengatasi. Yuk, Kenali!

Jika ada makanan atau minuman yang menjadi pemicu alergi, sebaiknya ibu berhenti mengonsumsinya hingga anak berusia 6 bulan. Setelah itu, berikan jarak sekitar 2 - 4 minggu sebelum kembali mengonsumsi jenis makanan tersebut secara normal. Perhatikan pula perubahan bayi ketika ibu kembali mengonsumsi makanan-makanan tersebut.

Sebanyak 2- 6% bayi mengalami alergi susu sapi yang biasanya diakibatkan oleh intoleransi laktosa. Apabila selama menyusui ibu rajin menum susu sapi dan bayi menunjukkan reaksi alergi, sebaiknya berhenti meminumnya terlebih dahulu. Setelah bayi berusia 6 bulan, ibu lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Selain susu sapi, ibu juga sebaiknya mengurangi konsumsi kafein dan berhenti minum alkohol. Sebanyak 1% kafein yang masuk ke tubuh ibu dapat ikut terkandung dalam ASI. Hal ini bisa memengaruhi jam tidur bayi, sehingga busui disarankan untuk mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, atau soda. Ibu juga dilarang mengonsumsi alkohol selama masa menyusui karena rentan masuk ke dalam ASI dan memengaruhi kesehatan bayi. Alkohol membutuhkan waktu beberapa jam untuk menghilang dari aliran darah dan ASI. Karena itu, ibu sebaiknya berhenti mengonsumsi alkohol hingga bayi disapih.

Mungkinkah Bayi Alergi Asi?

Ketika alergi, bayi cenderung rewel karena rasa tidak nyaman. Ibu bisa menggunakan minyak kutus-kutus atau minyak telon untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut.Bila si Kecil sudah mulai MPASI, Ibu harus waspada terhadap apa-apa saja pemicu alergi makanan pada bayi. Alergi makanan dapat membuat si Kecil muntah, sakit perut, bahkan sesak napas yang bisa membahayakan.

Bayi

Alergi makanan adalah reaksi berlebihan dari sistem imun bayi terhadap suatu bahan makanan tertentu yang dikonsumsinya. Akan tetapi, penyebab alergi makanan pada bayi belum dapat dipastikan secara jelas sampai Ibu berkonsultasi dengan dokter anak.

Sistem tubuh si Kecil salah mengira bahan makanan tersebut adalah ancaman atau zat berbahaya. Sebagai contoh, bila si Kecil alergi seafood, ketika ia mengonsumsi MPASI dari olahan ikan, kandungan protein ikannya dianggap berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh.

Kenali Ciri Ciri Bayi Tidak Cocok Susu Formula Dan Cara Mengatasinya

Seperti yang telah dijelaskan, beberapa tanda awal tersebut akan tampak pada si Kecil. Namun, terkadang alergi makanan dapat menunjukkan gejala alergi yang parah. Kondisi ini disebut sebagai anafilaksis.

Anafilaksis umumnya diawali dengan gejala alergi ringan, namun secara cepat menjadi parah sehingga si Kecil mengalami sulit bernapas hingga kehilangan kesadaran. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, anafilaksis dapat mengancam keselamatan jiwa.

Untuk itu, Ibu perlu mengenali gejala-gejala alergi makanan yang umumnya muncul sehingga dapat segera mengambil tindakan sebagai pertolongan pertama sebelum membawanya ke dokter.

Tips Mengatasi Sariawan Pada Bayi Agar Si Kecil Tak Rewel Lagi

Ibu bisa juga cek langsung di Allergy Checker untuk mengetahui apakah gejala yang dialami si Kecil termasuk alergi atau bukan. Jika alergi makanan pada anak kita abaikan tanpa penanganan yang tepat, tumbuh kembangnya juga bisa terganggu. Jadi, yuk, Bu, segera periksakan ke dokter!

Ketika zat makanan tertentu yang menyebabkan alergi masuk, antibodi ini akan melepaskan zat-zat seperti histamin. Nah, inilah yang menyebabkan reaksi alergi, baik ringan maupun berat.

Alergi

Gejala-gejala awal seperti gatal-gatal, bengkak, atau kesulitan bernapas pada bayi biasanya muncul hingga dua jam setelah zat penyebab alergi dari makanan tertentu masuk ke dalam tubuh. Perhatikan bayi Ibu ketika tanda-tanda awal ini terlihat, karena pada beberapa kasus alergi makanan pada bayi, hal ini dapat berlanjut menjadi sangat parah bila tidak segera ditangani.

Cara Aman Mengatasi Alergi Pada Bayi

Dalam beberapa kejadian alergi makanan pada bayi, juga ditemukan gejala alergi pada pencernaan, seperti muntah atau diare kronis dan diderita cukup lama oleh bayi hingga menimbulkan eksim pada kulit.

Eksim adalah alergi pada bayi yang menyebabkan area kering pada kulit yang tampak seperti bercak kemerahan dan bersisik, yang muncul pada wajah, lengan, hingga area kaki bayi, tapi tidak pada area popok.

Ada juga kasus munculnya reaksi alergi makanan pada bayi, padahal ia pernah makan makanan tersebut dan tidak ada masalah alergi apa pun sebelumnya.

Apakah Bayi Bisa Alergi Pada Asi? Ini Penjelasannya

Jadi, bayi yang memiliki ataupun memiliki potensi alergi terhadap telur, misalnya, mungkin tidak akan menunjukkan reaksi alergi tertentu saat pertama kali mengonsumsi telur, tapi setelah beberapa kali mengonsumsi, baru tampak gejala reaksinya.

Tahukah Ibu? Beberapa bahan MPASI kemungkinan dapat menimbulkan reaksi alergi. Untuk itu sebagai orang tua, baiknya Ibu lebih cermat, sebab ada beberapa makanan yang dapat memicu alergi. Jadi, setiap kali membuat MPASI, Ibu dapat lebih memperhatikan reaksi tubuh si Kecil terhadap bahan makanan yang digunakan.

Alergi telur dapat disebabkan oleh sistem imun tubuh yang salah mengira beberapa jenis protein dalam telur sebagai zat berbahaya bagi tubuh. Jadi, sistem imun mengeluarkan zat bernama histamin dan beberapa zat kimia lain yang menimbulkan gejala-gejala alergi.

Alergi

Alergi Pada Bayi: Jenis, Penyebab, Dan Cara Menangani

Telur mempunyai dua bagian yang berbeda, yaitu putih dan kuning telur. Kedua bagian telur tersebut sebetulnya sama-sama menimbulkan alergi. Namun, putih telur bisa menyebabkan reaksi alergi yang lebih sering.

Umumnya gejala alergi terhadap telur muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah si Kecil memakan telur atau makanan yang mengandung telur. Gejala alergi telur yang ditimbulkan berupa rasa gatal di sekujur tubuh. Kulit jadi tampak kemerahan ataupun bengkak-bengkak.

Susu adalah salah satu pemicu alergi makanan pada bayi yang paling banyak ditemui. Alergi susu sapi adalah reaksi sistem imun yang berlebihan terhadap kandungan protein dalam susu sapi dan berbagai produk olahannya.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Itu kenapa kondisi ini juga sering disebut dengan alergi protein susu sapi. Umumnya, bayi yang mengalami alergi susu sapi juga alergi terhadap protein susu domba dan kambing.

Sistem imun anak mengira protein yang terdapat dalam susu adalah zat berbahaya sehingga tubuh melepaskan bahan kimia histamin untuk menyingkirkannya. Dalam prosesnya, histamin akan membuat tubuh memunculkan reaksi alergi.

Reaksi paling cepat bisa Ibu lihat dalam hitungan menit hingga dua jam setelah paparan, sedangkan reaksi lambat bisa muncul minimal dalam 48 jam dan berlangsung hingga berhari-hari (1-2 minggu).

Kulit Bayi Sensitif Dan Rentan Alergi? Moms, Ini Cara Mengatasinya!

Bila bayi alergi terhadap susu sapi atau turunannya, maka beberapa penanganan yang dilakukan oleh dokter anak umumnya akan menyarankan MPASI yang terbuat dari protein susu sapi yang telah terhidrolisa sehingga tidak menimbulkan alergi pada tubuh bayi, atau menyarankan makanan dengan protein dari sumber nabati seperti kedelai.

Cara

Sama dengan alergi makanan lain, gejala alergi muncul karena sistem pertahanan tubuh si Kecil menganggap protein

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak