Trauma perselingkuhan atau yang dikenal dengan sebutan Post Infidelity Stress Disorder (PISD) adalah jenis gangguan kecemasan yang mungkin korban alami setelah mengetahui bahwa orang yang mereka cintai tidak lagi setia kepadanya.
Dikhianati oleh orang yang dicintai bisa menghancurkan seseorang secara emosional. Ini dapat membuat para korban trauma dan sulit untuk menjalani kehidupannya dengan normal seperti biasa, Bunda.
Sebuah studi menunjukkan, meski korban perselingkuhan menceraikan pasangannya dan mengusirnya dari rumah, dia tidak dapat melupakan pengalaman menyakitkan dari pengkhianatan tersebut dan tidak dapat berhenti memikirkannya.
Tips Menjalin Hubungan Setelah Pasangan Selingkuh
Karena itu, banyak korban perselingkuhan yang mengalami gangguan pada kesehatannya. Lantas, apa saja dampak buruk yang mungkin akan dialami oleh korban perselingkuhan bagi kesehatannya?
Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan telah dikaitkan dengan perselingkuhan. Seseorang juga dapat mengalami kecemasan dalam hubungan, yang seringkali membuat seseorang merasa tidak aman tentang dirinya sendiri.
Rasa kepercayaan yang berkurang terhadap orang lain adalah hal umum yang dialami beberapa korban perselingkuhan. Mereka mengasosiasikan rasa sakit itu dengan hubungan di masa depan, yang membuatnya sulit untuk menjalin hubungan dengan orang baru.
Korban Perselingkuhan Berisiko Tinggi Menderita Sakit Mental Dan Fisik
Kesedihan terjadi ketika seseorang kehilangan sesuatu atau menyaksikan kematian seseorang yang mereka cintai. Selingkuh adalah kehilangan sesuatu yang nyata, yang menyebabkan kesedihan mendalam bagi korban.
Jika seorang anak mengetahui tentang perselingkuhan orang tuanya, mereka mungkin akan memihak orang tua yang menjadi korban. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang menyaksikan perselingkuhan dua kali lebih mungkin menjadi tidak setia di masa depan.
Akibat dari perselingkuhan adalah harga diri korban menderita. Mereka mulai mempertanyakan value diri mereka dalam hubungan dan bertanya-tanya di mana letak kesalahan mereka yang bisa membuat pasangannya selingkuh.
Dampak Fatal Selingkuh Dalam Relationship Dapat Merusak Mental
Untuk mencegah terjadi beberapa dampak buruk tersebut pada kesehatan korban perselingkuhan, ada beberapa hal yang bisa mereka lakukan untuk mengatasinya, sebagai berikut.
Melansir dari laman Verywell Mind, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah berlatih untuk merawat diri sendiri. Ini bisa dimulai dari makan makanan sehat, meminimalkan waktu untuk media sosial atau bersosialisasi dengan teman, tidur, hingga melakukan aktivitas positif.
Luangkan waktu untuk membuat jurnal, mengunjungi terapis, atau berbicara dengan teman dan keluarga untuk mengidentifikasi, merasakan, dan menangani emosi dan reaksi terhadap pengkhianatan.
Bagaimana Cara Mengatasi Perasaan Ingin Melabrak Selingkuhan Pacar?
Hindari menyalahkan perselingkuhan karena diri sendiri. Bunda tidak dapat mengontrol orang lain dan tidak bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka yang berselingkuh. Mungkin tergoda untuk memikul tanggung jawab atas perselingkuhan karena hal itu bisa memberi Bunda rasa kendali, tetapi pada akhirnya setiap orang bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.
Saat Bunda siap, berlatihlah membangun kembali kepercayaan dengan diri sendiri dan orang lain. Mulailah secara internal dan berlatih mendengarkan dan mempercayai perasaan, serta intuisi Bunda tentang orang dan situasi.
Penting untuk menjadwalkan keseimbangan sosial, bertemu teman dan keluarga, latihan fisik, dan waktu untuk diri sendiri seperti tidur yang cukup, meditasi, memasak, atau melakukan aktivitas santai lainnya.
Tips Konsumsi Antidepresan Untuk Menurunkan Gejala Depresi
Manfaatkan jaringan dukungan sosial Bunda. Jangkau teman, keluarga, rekan kerja, dan terapis untuk memberikan Bunda rasa stabilitas dan kenyamanan. Bunda juga dapat mempertimbangkan untuk bergabung dengan grup pendukung korban perselingkuhan untuk terhubung dengan orang lain yang mungkin mengalami hal serupa.
Bunda dapat menjadwalkan durasi waktu tertentu di mana Bunda berfokus pada emosi, memiliki waktu terstruktur untuk merenungkan atau memproses situasi, dan mengkalibrasi ulang.
Itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui terkait trauma perselingkuhan. Jika menjadi korban perselingkuhan, Bunda perlu waspada dengan dampak buruk yang mungkin bisa terjadi dan mengatasinya dengan beberapa hal di atas. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Anak Tahu Perselingkuhan Orangtua, Psikolog Ungkap Efek Jangka Panjangnya
Mom's Life Memang Nggak Cukup Kamu Selingkuh? Haruskah Sekejam ini Lagi? Mom's Life Cerita Mahalini Alami Kekerasan oleh Mantan Kekasih, Pernah Ditendang hingga Diselingkuhi Mom's Life 5 Zodiak Paling Mudah Selingkuh, Awas Terbuai Gombalannya Mom's Life Efek Perselingkuhan Terhadap Kesehatan Mental Korban, Waspada PISD Mom's Life Layangan Putus Versi ASN, Suami yang Menipu Dilaporkan ke Polisi Mom's Life 5 Zodiak yang Suka Selingkuh, Hati-hati Kalau Menjalin Hubungan dengan Mereka, Jakarta – Diselingkuhi oleh orang yang kamu cintai bisa sangat menghancurkan perasaan dan emosional. Bahkan, perselingkungan memiliki efek jangka panjang pada kualitas hubungan dan korban perselingkungan. Misalnya, trauma dan mengalami kesulitan untuk menjalani hidup.
Gangguan stres pasca perselingkuhan adalah jenis gangguan kecemasan yang dialami setelah mengetahui orang yang kamu cintai tidak setia. Singkat kata, ia memiliki hubungan percintaan lain saat kalian masih menjalin hubungan percintaan.
Meskipun dampak emosional akibat perselingkuhan terasa berat, kabar baiknya ada beberapa cara untuk mengatasi hal ini. Berikut ini upaya menghilangkan stres pasca perselingkuhan:
Ini Efek Perselingkuhan Bagi Kesehatan Fisik Dan Mental
Langkah pertama yang dapat dilakukan, yaitu melakukan perawatan diri. Misalnya dengan makan makanan sehat, membatasi waktu penggunaan media sosial, dan tidur nyenyak dan berkualitas.
Luangkan waktu untuk menulis jurnal, mengunjungi profesional kesehatan mental, atau berbicara dengan teman atau keluarga. Hal tersebut bermanfaat untuk mengidentifikasi, merasakan, dan mengatasi emosi dan reaksi terhadap pengkhianatan. Mengalami sepenuhnya reaksimu terhadap situasi adalah langkah pertama dan penting untuk menerimanya dan
Kamu dapat menjadwalkan durasi waktu tertentu, di mana kamu fokus pada emosi. Selain itu, gunakan waktu secara terstruktur untuk merenungkan atau memproses situasi dan mengkalibrasi ulang.
Bagaimana Cara Menghadapi Depresi?
Ketika waktunya selesai, kamu kamu akan menghormati dan menghargai batas tersebut untuk mengurus hal-hal lain yang juga membutuhkan waktu, fokus, dan perhatian. Misalnya, menyelesaikan pekerjaan dan mengurus diri sendiri.
Hubungi teman, keluarga, dan psikolog untuk memberi stabilitas dan keamanan emosional. Jika ada, cari teman atau yang keluarga yang mungkin mengalami pengalaman serupa untuk mendapatkan dukungan.
Penting untuk menjadwalkan keseimbangan sosial (bertemu teman dan keluarga), fisik (berolahraga), dan waktu pribadi (cukup tidur, meditasi, melakukan hobi, atau melakukan kegiatan santai lainnya). Jangan biarkan menyibukkan diri sendiri sampai kelelahan.
Tips Mengobati Sakit Hati Setelah Diselingkuhi
Saat kamu sudah siap, mulailah berlatih membangun kembali kepercayaan dengan diri sendiri dan orang lain. Kamu dapat memulai secara internal, berlatih mendengar, serta mempercayai perasaan dan intuisi kamu tentang orang lain dan situasinya.
Kemudian alihkan fokus untuk membuka, memperbaiki, mengembangkan, atau memperdalam kepercayaan pada orang lain. Ingat pula bahwa penilaian buruk pasangan kamu sama sekali tidak mencerminkan dirimu.
Itulah cara menghilangkan stres pasca perselingkuhan. Jika kamu membutuhkan dukungan profesional kesehatan mental, jangan ragu untuk bertanya pada psikolog pada aplikasi . Yuk, download aplikasi sekarang juga!
Kulwap: Trust Issue, Perselingkuhan, & Cara Mengatasinya!
Referensi: Very Well Mind. Diakses pada 2022. What Is Post Infidelity Stress Disorder? Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Infidelity: Mending your marriage after an affair Psych Central. Diakses pada 2022. Long-Term Psychological Effects of Infidelity Better Help. Diakses pada 2022. What Is Post Infidelity Stress Disorder?