Tips Dan Cara Bagaimana Mengatasi Diare Bab Cair

Tips Dan Cara Bagaimana Mengatasi Diare Bab Cair

Tips Dan Cara Bagaimana Mengatasi Diare Bab Cair

, Jakarta - Diare ditandai dengan keluarnya feses encer atau berair saat buang air besar. Kondisi ini bisa jadi gejala banyak penyakit, dan dapat menyerang siapa saja, termasuk lansia. Sama halnya seperti pada anak-anak dan orang dewasa muda, diare pada lansia perlu ditangani agar tidak menyebabkan dehidrasi.

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk berfungsi dengan baik. Jika dibiarkan, dehidrasi akibat diare pada lansia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Namun, apa yang bisa dilakukan untuk menangani diare pada lansia? Yuk, simak pembahasannya berikut ini.

Cara

Saat mengalami diare, lansia kehilangan cairan dan nutrisi dalam tubuh, sehingga perlu segera diganti. Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengganti cairan dan nutrisi yang hilang karena diare:

Penyebab Mencret Pada Orang Dewasa Dan Cara Mengatasinya Yang Benar

Jika lansia kesulitan untuk membersihkan dirinya sendiri setiap buang air besar, bantulah ia. Sangat penting untuk membersihkan area rektum setelah setiap episode diare. Bila lansia masih bisa membersihkan diri sendiri, minta ia untuk membersihkan rektum dengan lembut, untuk mencegah iritasi kulit.

Untuk mengurangi ketidaknyamanan pada perut, letakkan botol air hangat yang dibungkus handuk, di perut. Rasa hangat dapat membantu meredakan nyeri dan kram pada perut, ketika lansia mengalami diare.

Selain melakukan berbagai cara yang dijelaskan tadi, kamu juga bisa memberi obat diare pada lansia, yang banyak dijual bebas di apotik. Agar lebih mudah, kamu juga bisa membeli obat diare lewat aplikasi , atau berbicara terlebih dahulu dengan dokter lewat

Penyakit Penyebab Bab Berbusa Dan Cara Mengatasinya

Pastikan untuk mengikuti dosis dan instruksi yang tertera pada label kemasan obat diare, ya. Jika lansia sedang mengonsumsi obat-obatan rutin lainnya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter. Segera bawa lansia ke rumah sakit jika diare tak kunjung membaik setelah melakukan berbagai cara tersebut.

Referensi:Dispatch Health. Diakses pada 2021. In-Home Diarrhea Treatment for Seniors.Health in Aging. Diakses pada 2021. Caregiver Guide: Diarrhea.WebMD. Diakses pada 2021. Understanding Diarrhea Treatment.Everyday Health. Diakses pada 2021. Do’s and Dont’s Treating Diarrhea.Buang air besar cair sering kali terjadi saat diare. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi hingga masalah pada penyerapan nutrisi dari makanan. Untuk mengatasi keluhan buang air besar cair, ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan di rumah.

Ketika terkena diare, seseorang dapat mengalami buang air besar (BAB) cair hingga lebih dari 3 kali dalam sehari. Kondisi ini biasanya juga disertai gejala lain, seperti mulas, kram atau sakit perut disertai perut kembung, serta mual dan muntah.

Diare Pada Bayi: Penyebab, Ciri, Dan Cara Mengatasi

Diare umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari. Namun, terkadang orang yang mengalami buang air besar cair akibat diare bisa mengalami dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar saat BAB atau karena penurunan nafsu makan.

Selain itu, mengonsumsi makanan tertentu yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh juga dapat memicu diare. Kondisi ini disebut intoleransi makanan. Contoh makanan yang cukup sering menyebabkan intoleransi adalah susu (intoleransi laktosa).

Infeksi virus, bakteri, dan parasit merupakan salah satu penyebab buang air besar cair yang cukup sering terjadi. Diare yang disebabkan infeksi umumnya terjadi akibat konsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi virus, kuman, atau parasit. Selain itu, diare akibat infeksi juga bisa terjadi akibat kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan atau memasak.

Penyebab Buang Air Besar Keluar Air Dan Cara Mengatasinya

Ada beberapa jenis penyakit pada saluran pencernaan yang dapat membuat Anda mengalami diare, yaitu irritable bowel syndrome, penyakit celiac, kolitis ulseratif, atau penyakit Crohn.

Salah satu obat yang dapat menimbulkan efek samping berupa BAB cair atau diare adalah antibiotik, khususnya jika antibiotik tersebut digunakan dalam jangka panjang.

Selain karena beberapa penyebab di atas, BAB cair juga biasanya terjadi pada orang yang baru saja menjalani operasi pada saluran pencernaan, misalnya operasi usus buntu, kantong empedu, hati, pankreas, usus kecil, limpa, dan usus besar.

Cara Mengatasi Bab Keras Secara Alami Dan Dengan Bantuan Obat

Bila Anda mengalami BAB cair setelah operasi atau mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya konsultasikan masalah tersebut ke dokter agar kondisi Anda dapat ditangani dengan tepat.

Meski diare atau buang air besar cair biasanya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan dokter, ada beberapa cara yang bisa Anda ikuti untuk meringankan gejala dan mempercepat pemulihan, yaitu:

Untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare dan mencegah risiko terjadinya dehidrasi, konsumsilah air putih setidaknya 8 gelas atau 2 liter sehari. Anda juga disarankan untuk mengonsumsi minuman elekterolit khusus untuk diare sehabis BAB atau muntah.

Kenali

Anda Diare? Jangan Melawannya Dengan Obat

Bila bayi atau anak Anda mengalami buang air besar cair atau muntah-muntah karena diare, Anda dapat memberikannya ASI lebih sering dari biasanya atau minuman elektrolit setiap kali ia muntah atau BAB. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah bayi atau anak Anda mengalami dehidrasi.

Pastikan juga anak banyak beristirahat dan kurangi aktivitasnya agar diare yang dialami cepat pulih, terlebih jika buang air besar cair disertai dengan demam, mual, muntah, atau jika Anak tampak lemas.

Untuk memudahkan pencernaan dan mencukupi kebutuhan energi, orang yang mengalami BAB cair disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bertekstur lunak dan rendah serat, seperti telur, nasi, atau daging ayam.

Jika Bayi Diare, Anda Perlu Melakukan Ini

Selama pemulihan diare, hindari konsumsi makanan berlemak, berbumbu tajam atau pedas, susu, atau makanan berserat tinggi, seperti buah dan sayuran. Minuman tertentu, seperti kopi atau minuman berenergi yang tingg kafein dan minuman beralkohol, juga sebaiknya dihindari ketika diare.

Selama masa pemulihan, Anda dianjurkan untuk membatasi kegiatan olahraga. Pasalnya, terlalu sering berolahraga dapat menyebabkan tubuh Anda semakin lemas dan berisiko terkena dehidrasi.

Apabila buang air besar cair tak kunjung membaik setelah 2 hari atau bahkan muncul gejala dehidrasi, tinja disertai darah atau berwarna gelap, muntah-muntah, dan tidak nafsu makan sama sekali, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada bayi. Sebagian kasus diare pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, bayi juga berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya, jika diare yang dialaminya tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Cara Mengatasi Diare Agar Cepat Sembuh, Simak Langkahnya

Angka kematian bayi dan balita akibat diare masih tergolong tinggi. Di seluruh dunia, sekitar 525.000 bayi dan balita meninggal karena diare setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, persentase kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi, yaitu sekitar 25–30%.

Bayi yang sudah mulai mengonsumsi MPASI dan sedang mengalami diare, disarankan untuk menghindari makanan berminyak, berserat tinggi, mengandung banyak gula, dan susu sapi. Hal ini karena jenis makanan dan minuman tersebut dapat memperburuk gejala diare pada bayi.

Penyebab

Tanda dan gejala utama bayi diare adalah buang air besar lebih sering dengan tekstur tinja encer atau mencret. Oleh karena itu, Bunda dapat mendeteksi diare pada Si Kecil dengan melihat perubahan tekstur dan warna fases bayi diare.

Macam Obat Diare Alami Untuk Pertolongan Pertama Di Rumah

Namun, walau tidak terkena diare, bayi yang mengonsumsi ASI terkadang juga dapat menghasilkan tinja yang lebih cair. Dengan demikian, Bunda perlu berhati-hati dalam membedakan tinja pada bayi diare dan bayi yang mengonsumsi ASI.

Sementara itu, tinja yang berbentuk bulatan kecil dan keras dapat menjadi pertanda bayi mengalami konstipasi. Berikut ini adalah arti warna tinja yang dapat menjadi panduan Bunda untuk mendeteksi kondisi kesehatan Si Kecil:

Bila Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan dan mengalami diare, sebaiknya segera periksakan ke dokter, terutama jika ia menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:

Dokter Spesialis Anak Jelaskan Cara Mengatasi Bayi Mencret, Lakukan Sejumlah Hal Ini Agar Kondisi Si Kecil Segera Membaik

Diare bisa menyebabkan tubuh bayi banyak kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat memicu dehidrasi. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi.

Oleh karena itu, Bunda perlu lebih waspada dan segera membawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami diare beserta tanda dan gejala dehidrasi pada bayi berikut ini:

Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, bayi tetap perlu mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang cukup selama diare.

Beragam Penyebab Buang Air Besar Cair Dan Cara Mengatasinya

Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami diare dapat diatasi dengan pemberian ASI lebih sering. Hal ini karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB.

Penyebab

Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Pada bayi berusia di atas 6 bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin, setiap kali ia BAB dan muntah.

Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi diare pada balita. Menurut WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang mengalami diare akut dapat diberikan suplemen

Obat Diare Yang Ampuh Atasi Gejala

Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari. Untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter anak.

Beberapa riset menunjukkan bahwa pemberian probiotik bisa mendukung proses penyembuhan dan mempercepat pemulihan bayi yang mengalami diare. Oleh karena itu, Bunda dapat memberikan Si Kecil suplemen atau makanan yang mengandung probiotik saat ia terkena diare.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, Bunda perlu melakukan tindakan pencegahan diare pada bayi dengan beberapa cara berikut ini:

Diare Akibat Antibiotik

Diare pada bayi dan anak-anak tidak selalu membutuhkan antibiotik. Pemberian obat antibiotik hanya ditujukan pada kasus diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik untuk menangani diare pada bayi perlu dikonsultasikan ke dokter anak terlebih dahulu.

Untuk menangani diare pada bayi, dokter dapat memberikan cairan infus guna menggantikan cairan tubuh yang hilang karena diare sekaligus mengatasi dehidrasi pada bayi.

Bila diare yang dialami Si Kecil tak kunjung sembuh dalam waktu 2 hari atau kondisinya semakin parah, segera bawa ia ke dokter anak agar pengobatan yang tepat dapat dilakukan. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah komplikasi diare pada bayi yang berbahaya, seperti dehidrasi dan syok., Jakarta – Melihat jajanan yang terpampang di pinggir jalan memang terlihat menggiurkan, ya? Tapi, sebaiknya pikir ulang kalau mau membelinya. Pasalnya, sering jajan sembarangan di tempat yang kurang bersih atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri bisa menyebabkan diare.

Bagaimana

Obat Diare Bayi Seperti Apa Yang Aman? Cari Tahu Di Sini!

Diare juga dapat berakibat fatal jika pengidapnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak